Menginjak usia 20, kau memutuskan untuk meninggalkan masa lajangmu. Ga terasa ya, ne.. kau sudah dewasa. Ingat waktu dulu, kita suka banget berantem. Entah berantemin apa.. tapi, masa masa itu sangat berkesan. Masa-masa dimana kita baru mengenal emosi. Bahkan belum tahu, gimana mengatasi emosi tsb.
Ketika kau dipinang, jelas teteh mu ini merasa berbagai hal. Kecewa, sedih, kesal, bahkan ragu-ragu. Rasa-rasanya emosi itu ga ada yang positif ya, ne.. maafkanlah, manusia memang seperti itu, bukan? “Bagaimana mungkin dia bisa menikah duluan?”. “Kenapa ga nanti aja?”. “Apa emangnya keistimewaan calonnya. Sehingga membuat nene yakin?”. “Apa Dia ga ngerasa bahwa hidupnya masih berharga untuk dirinya sendiri?” Mungkin pertanyaan seperti itu yang ada di kepala. Tapi, melihat dirimu dan mendengar keinginanmu. Aku bisa memahaminya. “Aku pengen ga mau main-main lagi, teh?”. “Aku ingin bahagia”. “Bahagia seperti apa?” Begitu tanyaku. “Bahagia yaa.. sesederhana itu, teh..” Jawaban ini sangat rancu. Tapi, semoga kau bisa menemukan kebahagianmu, ne..
Maafkan jika selama ini ada kata-kata yang menyinggung. Waktu itu aku emang khilaf :p. Doakan aku agar bisa menjadi kakak yang bisa memahami dirimu ya, ne.. Terkadang pandangan mata memang menipu. Dan itu lah khasnya manusia. Dibalik kesempurnaannya, ada cacat masa lalu yang membuatnya kuat. Mereka tetap harus berkembang, bukan?
Tetehmu ini, mungkin tak bisa memberikan yang terbaik. Tetehmu ini hanya bisa memberi nasehat. Sesama muslim apalagi saudara harus saling mengingatkan, bukan? Aku tidak ingin ketika di akhirat nanti nene membenciku hanya karena kita tidak saling mengingatkan. Ingat selalu ne.. Allah memberikan kita akal dan hati. Memberikan kita raga yang sempurna. Memberikan napas untuk selalu mengingatkan bahwa Dia masih memberi kita kesempatan agar kita lebih mengenalNya. Tempat bersandar yang paling sempurna. KepunyaanNya meliputi segala isi langit dan bumi. Jangan pernah takut atau sendiri. Allah selalu mengasihi dan menyayangi hambaNya. “Allah tidak akan menyia2kan pahala orang yang memperbagus amalnya”. Ketika nene merasa hidup teramat berat. Bergantung lah padaNya. Bahkan ketika raga sehat dan jiwa bahagia dunia. Ingatlah Ia yang telah meridhai hidupmu. “Maka nikmat manakah yang kamu dustakan?” 🙂 nene sangat hapal kata ini, bukan? Jangan sampai murkaNya mengenai kita. Karena ketika Allah murka. Tidak ada lagi penolong yang bisa menyelamatkan kita darinya. Jadikan rasa sakitmu sebagai kekuatan. Kekuatan untuk mencapai cintaNya. Karena kita semua akan kembali. Kembali kepadaNya. Itu aja ne.. panjang banget kan 😀
Salam hangat dari tetehmu yang paling manis ini :p